1. Nendyan Graes - 29210515
2. Megaswari Pradewi Dickals - 24210316
3. Latifah Hayatul Aliyya - 23210975
4. Adi Mulia Tarmizi - 23210975
5. Budi Wahyudi - 21210480
JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pendahuluan
Organisasi pada dasarnya merupakan kerjasama dua orang atau lebih
dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Sutarto (dalam Usman, 2009:146)
organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem
kerja sama atau sistem sosial. Defenisi yang dikemukakan Sutarto
menekankan kepada tiga hal yaitu (1) adanya kumpulan orang, (2) ada
proses pembagian kerja antara orang-orang tersebut, dan (3) ada sistem
kerjasama atau sistem sosial di antara orang-orang tersebut.
Dalam mencapai tujuannya, organisasi memerlukan berbagai macam sumber
daya. Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan
sumber daya informasi. Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing. Sebagai suatu sistem, sumber daya-sumber daya tersebut
akan berinteraksi dan saling bekerja sama sehingga tujuan dapat tercapai
dengan efektif dan efisien.
Sumber daya manusia sebagai salah satu
sumber daya yang ada dalam organisasi memegang peranan yang penting
dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun
tidak akan ada artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya
tidak berkualifikasi untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber
daya informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh
organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya
manusia yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan organisasi.
Sumber daya manusia adalah penduduk yang siap, mau dan mampu
memberikan sumbangan terhadap usaha mencapai tujuan organisasional.
Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber daya manusia ini dapat
disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang meliputi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja. (Ndraha, 1999)
B. Indentifikasi Masalah
Pertanyaan mendasar adalah mengapa manajemen sumber daya manusia
menjadi begitu penting bagi organisasi? Barangkali hal ini terkait
dengan keinginan semua manajer yang tidak ingin karyawannya melakukan
kesalahan. Misalnya, seorang manajer tentu saja tidak ingin, (1)
mempekerjakan orang yang salah untuk pekerjaan tersebut, (2) mengalami
proses penggantian karyawan yang tinggi, (3) orang-orang yang diandalkan
tidak melakukan yang terbaik, (4) menghabiskan waktu untuk wawancara
yang tidak berguna, (5) membuat perusahaan dituntut oleh pengadilan
karena tindakan diskriminatif, (6) membuat perusahaan diawasi oleh
pengawas undang-undang keamaan pekerjaan federal karena tidak
memerhatikan keamanan, (7) mengakibatkan sebagian karyawan berpikir
bahwa gaji mereka tidak adil dan tidak sebanding dengan karyawan lain
dalam organisasi, (8) membiarkan kurangnya pelatihan mengakibatkan
berkurangnya efektivitas, dan (9) melakukan praktik pekerjaan yang tidak
adil. (Dessler, 2006:5)
Siagian (1995) melihat adanya suatu fenomena adminsitratif yang belum
pernah terlihat sebelumnya, yaitu semakin besarnya perhatian dan
semakin banyaknya pihak yang menyadari pentingnya manajemen sumber daya
manusia. Politisi, tokoh industri, para pembentuk opini seperti pimpinan
media massa, para birokrat di lingkungan pemerintahan, dan para ilmuwan
yang menekuni berbagai cabang ilmu terutama ilmu-ilmu sosial
menunjukkan perhatian yang semakin besar terhadap manajemen sumber daya
manusia.
Penerapan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu bidang
kajian manajemen di lapangan, juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen
yang ada pada umumnya, seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengontrolan dan sebagainya. Hanya saja, dalam manajemen
sumber daya manusia, kajian manajemen lebih diarahkan dan
dititikberatkan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya dalam
organisasi. Hal ini akan berkaitan erat nantinya dengan manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, yang memiliki berbagai macam kebutuhan
yang ingin dipenuhinya dengan bergabung ke dalam organisasi.
Flippo (1994) mengidentifikasi, setidaknya ada sepuluh fungsi-fungsi
yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia. Flippo membaginya ke
dalam dua kelompok besar, yaitu fungsi-fungsi manajemen, dan
fungsi-fungsi operasional. Fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam
manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling). Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2) pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5) pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber
daya manusia khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis
pekerjaan. Dengan menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui
tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia yang
akan menduduki posisi itu.
C. EKONOMI MANAJEMEN SDM
Manajemen Sumber Daya manusia.
Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab terhadap aktivitas
perusahaan yang bervariasi dengan melaksanakan fungsi-fungsinya. Menurut
Cherrington(1995: 11), fungsi-fungsi sumber daya manusia terdiri dari:
a.Staffng/Employmcnt
Fungsi
ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan,
dan seleksi sumber daya manusia. Sebenamya para manajer bertanggung
jawab untuk mengantisispasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan
semakin berkembangnya perusahaan, para manajer menjadi lebih tergantung
pada departemen sumber daya manusia untuk mengumpulkan informasi
mengenai komposisi dan keterampilan tenaga kerja saat ini.
Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses penarikan.
Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini semakin meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.
b.Performance EvaluationMeskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses penarikan.
Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini semakin meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.
Penilaian kinerja
sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya
manusia dan para manajer. Para manajer menanggung tanggung jawab utama
untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia
bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang
efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh
seluruh bagian perusahaan.
Departemen sumber daya rnanusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
c. CompensationDepartemen sumber daya rnanusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
Dalam hal kompensasi/reward
dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen sumber daya
manusia dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal
kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung
jawab untuk mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi
yang memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat yang
diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus,
insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat
meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya.
Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang
sejenis, adil, sesuai. dengan hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan
memberikan motivasi.
d. Training and Development
Departemen
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer
menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya, menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif
baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang sudah ada (pengembangan
keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan pengembangan
tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelati han dan
pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan
pengembangan. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal
ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung jawab ini
membantu restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap
konflik yang terjadi dalam perusahaan.
e. Employee Relations
Dalam
perusahaan yang memiliki serikat pekeja, departemen sumber daya manusia
berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus masalah
persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi
serikat pekerja merupakan tanggung jawab departemen sumber daya
manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber daya manusia
membantu para manajer tentang bagaimana mengurus persetujuan tersebut
dan menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung jawab utama
departernen sumber daya manusia adalah untuk menghindari
praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya : mogok kerja, demonstrasi).
Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber
daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan. Secara
umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji
mereka cukup memadai dan mereka percaya bahwa pihak perusahaan
bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka. Departemen sumber daya
manusia dalam hal ini perlu memastikan apakah para karyawan diperlakukan
secara baik dan apakah ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi
keluhan. Setiap perusahaan, baik yang memiliki serikat pekerja atau
tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan
serta mengatasi keluhan dalam upaya mengatasi permasalahan dan
melindungi tenaga kerja.
f. Safety and Health
Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi
kejadian yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat.
Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya
keselamatan kerja Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat
mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja
secara umum. Departemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab
utama untuk mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja,
mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja,
dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.
g. Personnel Research
Dalam
usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen sumber
daya manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan perusahaan
serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan
oleh departemen sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya
ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan
dan seleksi yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga kerja.
Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak.
Peran Departemen Sumber Daya Manusia
Dalam
hubungannya dengan para manajer dan untuk melaksanakan
fungsi-fungsinya, departemen sumber daya manusia memiliki peran yang
diharapkan dapat membantu para manajer untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Cherrington (1995:8) peranan departemen sumber daya manusia terdiri dari :
a. Advisory/Counseling Role
Dalam
peran ini, departemen sumber daya manusia berperan sebagai konsultan
internal yang bertugas mengumpulkan informasi, menentukan pennasalahan,
menentukan solusi atas masalah tersebut, dan memberikan bantuan serta
panduan dalam memecahkan permasalahan
sumber daya manusia yang dihadapi oleh perusahaan. Peran departemen
sumber daya manusia ini tampak dalam tanggung jawabnya mengenai
staffing, performance evaluation, program pelatihan, dan pemutusan
hubungan kerja. Dalam hal ini,
departemen sumber daya manusia menyediakan masukan yang membantu para manajer untuk mengambil keputusan.b. Service Role
Dalam
peran ini departemen sumber daya manusia melakukan aktivitas yang
memberikan pelayanan secara langung kepada pihak manajer. Penari kan,
pelatihan orientasi, melakukan pencatatan, dan melaporkan pekerjaan
merupakan contoh peranan ini.
c. Control Role
Dalam melaksanakan peran ini, departemen sumber daya manusia bertugas untuk mengendalikan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. Departemen sumber daya manusia mengeluarkan kebijakan dan mengendalikan sumber daya manusia melalui kebijakan tersebut, sehingga departemen sumber daya manusia berperan sebagai wakil pihak top management perusahaan. Dengan adanya berbagai peraturan, peran ini semakin penting dalam mengatur masalah keselamatan kerja, kesempatan kerja yang sama, hubungan tenaga kerja, dan kompensasi.
c. Control Role
Dalam melaksanakan peran ini, departemen sumber daya manusia bertugas untuk mengendalikan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. Departemen sumber daya manusia mengeluarkan kebijakan dan mengendalikan sumber daya manusia melalui kebijakan tersebut, sehingga departemen sumber daya manusia berperan sebagai wakil pihak top management perusahaan. Dengan adanya berbagai peraturan, peran ini semakin penting dalam mengatur masalah keselamatan kerja, kesempatan kerja yang sama, hubungan tenaga kerja, dan kompensasi.
D. ANALISA JURNAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Judul : HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
merupakan penelitian survei dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
digunakan dalam menentukan hubungan timbal balik antar variabel. Penelitian
bertujuan untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
Lokasi
penelitian di Dinas Kesehatan Kota Depok dengan sasaran penelitian adalah
seluruh pegawai dengan jumlah 95 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyebar kuesioner
(daftar
pertanyaan) yang diberikan kepada pegawai yang bersedia memberikan respon (responden)
sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah berupa pertanyaan tertutup yang telah disusun dimana jawaban atas
pertanyaan
tersebut telah disiapkan,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
kiranya sesuai
dengan kondisi yang dirasakan saat ini.
Data yang
dikumpulkan ada empat (4) jenis yang berbentuk skor yang diperoleh
dari data
kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi sebagai variable bebas dan kinerja
sebagai variabel terikat. Kinerja individu atau pegawai diukur dengan melihat
kualitas dan kuantitas output yang dihasilkannya, sedangkan untuk pegawai
pemerintah termasuk pegawai dinas kesehatan adalah dengan melihat pelaksanaan
tugasnya yaitu antara dapat mengerjakan tugas sesuai tugas dan wewenang yang
diberikan atasan dan tidak melanggar aturan serta dapat melayani masyarakat.
Sedangkan kinerja organsiasi dinilai dengan memperhatikan aspek efisien dan
efektif dalam pelaksanaan tugas pokok dan dapat menggerakkan semua personil
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,
sebagai aspek proses internal juga dapat memenuhi kepuasan pemangku kepentingan
yaitu masyarakat
yang dilayani,
pemerintah sebagai yang memberi perintah dan wewenang serta rakyat Indonesia
pada umumnya (Irawan 2000). Analisis data menggunakan analisis regresi linier
untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat
dan regresi berganda untuk mengetahui hubungan variabel bebas secara
bersama-sama dengan variable terikat.
Sumber :
http://erickwong-ea10.blogspot.com/2011/09/manajemen-sumber-daya-manusia-msdm.html
http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/06/21/analisis-pekerjaan-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia/#more-708
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/fungsi-dan-peran-manajemen-sumber-daya.html