Nendyan Saimima

A little girl. A Student. A Woman

Selasa, 25 Oktober 2011

Pahlawan Sesungguhnya

Panas terik di terpa angin kering tanpa permisi, seorang ibu berjalan di panasnya aspal membawa beberapa sebungkus nasi bungkus buatanya. Keringat hangat mengalir di keningnya. terpancar kegigihan setiap langkahnya. tak ragu, ibu itu terus berjalan, melawan semua yang di depannya. Apa yang sebenernya yang ada di hati dan di pikirannya. sehingga begitu besar nyali berjalan di siang yang panas nya membuat orang enggan untuk keluar rumah.

walaupun tak seberapa untuk hasil yang di dapat, dia tetap melakukannya. Hingga sore menjelang, dia masih menawarkan ke pejalan kaki yang lewat di depannya. dengan sedikit belas kasihan, hanya beberapa yang mau membelinya.tapi ada juga yang memandang kotor ibu itu. apa yang membuatnya mampu melalui hidup yang begitu keras. 

Dialah ibu, yang tak pernah sedetik pun mengenal lelah untuk anaknya. dialah ibu, yang selama ini kita kenal dengan sebutan mama. yang selalu di pikiran dan di hatinya hanyalah anak yang harus di beri makan, di beri minum, di beri bekal pendidikan. hanya itu yang ibu pikirkan untuk anak-anaknya. hanya seorang ibu yang mampu merelakan separuh hidupnya hanya untuk anaknya. hanya seorang ibu yang mampu melawan apapun demi melihat senyum dari anak-anaknya.

sadarkah kita, di setiap doa malamnya berjuta-juta kali nama kita disebut. berjuta-juta kali ibu memohon agar anaknya selalu mendapat yang terbaik. di setiap doa ibu yang tulus, nama kita yang selalu di utamakan tanpa pernah mengingat dirinya. walaupun terdiri dari 3 huruf, tapi kata itu akan selalu melekat, mendarahdaging di setiap hati kita. 

saat nantinya tiba, kita akan melihat ibu yang begitu renta tersenyum manis di depan kita. terharukah ? itu belum seberapa dengan apa yang dia lakukan selama sepanjang hidupnya hanya untuk anak-anaknya. kebahagian kita adalah yang utama di hidupnya.

"Dari ibu menjadi anak, dan dari Anak menjadi Ibu kembali"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar